Gugus Bintang Pleiades: Reuni Keluarga Mengungkap Ribuan Yang Tersembunyi

34

Gugus bintang Pleiades, sering disebut sebagai Tujuh Bersaudara karena tujuh bintang paling menonjol yang terlihat dengan mata telanjang, ternyata jauh lebih besar dan lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya. Para astronom yang menggunakan pesawat ruang angkasa TESS milik NASA dan Gaia milik Badan Antariksa Eropa telah menemukan sekitar 20 kali lebih banyak bintang dalam kelompok ikonik ini, menyoroti pemahaman yang lebih dalam tentang pembentukan bintang dan menantang persepsi lama tentang landmark langit ini.

Penemuan penting ini berasal dari pendekatan baru: menganalisis kecepatan rotasi bintang-bintang yang diketahui di wilayah Pleiades. Dipimpin oleh Andrew Boyle, seorang mahasiswa pascasarjana di UNC-Chapel Hill, tim peneliti menggunakan data dari Gaia dan TESS untuk mengukur rotasi ini. Bintang-bintang muda berputar lebih cepat dibandingkan bintang-bintang tua, sehingga bertindak sebagai “jam” kosmik bagi para astronom. Dengan memetakan kecepatan perputaran ini, para peneliti dapat mengidentifikasi hubungan kekeluargaan antara bintang-bintang yang telah terpisah sejak kelahirannya dalam nebula yang sama.

Mengungkap Keluarga Bintang yang Tersembunyi

Metode ini mengungkap ribuan anggota keluarga Pleiades yang sebelumnya tidak terdeteksi, tersebar di wilayah yang lebih luas dari yang diketahui sebelumnya. Temuan ini secara mendasar mengubah pemahaman kita tentang gugus bintang yang terkenal ini, dan mengungkapkan bahwa gugus tersebut lebih merupakan sebuah komunitas bintang yang luas, bukan sebuah kelompok yang terdiri dari tujuh bintang. Andrew Mann, profesor fisika dan astronomi di UNC-Chapel Hill dan anggota tim peneliti, menjelaskan, “Kami menyadari bahwa banyak bintang di dekat matahari adalah bagian dari keluarga bintang besar dengan struktur kompleks.”

Implikasinya lebih dari sekadar merevisi jumlah bintang.

Lensa Baru tentang Formasi Bintang

Teknik ini menjanjikan untuk membentuk kembali pemahaman kita tentang pembentukan bintang dan evolusi galaksi. Dengan menelusuri “pohon keluarga” rotasi ini, para ilmuwan dapat menentukan dengan tepat tempat lahirnya bintang-bintang, sehingga memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana gugus-gugus seperti Pleiades bersatu dari awan molekul raksasa. Selain itu, metode ini bahkan mungkin bisa membantu mengungkap asal usul Matahari kita, memberikan petunjuk penting tentang pembentukan tata surya dan galaksi Bima Sakti itu sendiri.

“Dengan mengukur bagaimana bintang berputar, kita dapat mengidentifikasi kelompok bintang yang terlalu tersebar untuk dideteksi dengan metode tradisional – membuka jendela baru ke dalam arsitektur tersembunyi galaksi kita,” Boyle menyimpulkan.

Perluasan ukuran gugus Pleiades menggarisbawahi sifat dinamis sistem bintang dan luasnya lingkungan galaksi kita. Apa yang tadinya dianggap sebagai pengelompokan sederhana tujuh bintang terang telah menjadi bukti rumitnya jalinan hubungan bintang di seluruh ruang angkasa.