Peningkatan Protein Membalikkan Penurunan Kognitif pada Model Tikus Alzheimer

7

Para peneliti di Baylor College of Medicine telah menunjukkan bahwa peningkatan kadar protein Sox9 pada tikus dengan gejala mirip Alzheimer memicu pembersihan plak amiloid-beta secara signifikan di otak, sehingga membalikkan penurunan kognitif. Studi ini menyoroti potensi pengobatan yang meningkatkan kemampuan pembuangan limbah alami sel-sel otak, dibandingkan hanya berfokus pada pencegahan plak atau perlindungan neuron.

Peran Astrosit dalam Kesehatan Otak

Penelitian ini berpusat pada astrosit, sel otak khusus yang bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan saraf yang sehat. Seiring bertambahnya usia otak, fungsi astrosit menurun, namun sejauh mana hal ini berkontribusi terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer masih belum jelas. Studi baru ini menunjukkan bahwa peningkatan ekspresi Sox9 dalam astrosit secara dramatis meningkatkan kemampuan mereka untuk membersihkan plak amiloid-beta – gumpalan protein yang telah lama dikaitkan dengan penyakit ini.

Tikus yang direkayasa secara genetis dibiakkan untuk mengembangkan gejala mirip Alzheimer. Tikus dengan tingkat Sox9 yang tinggi menunjukkan peningkatan kinerja dalam tes perilaku dan memori. Perbaikan ini dikaitkan dengan peningkatan ekspresi MEGF10, sebuah reseptor pada membran astrosit yang memfasilitasi penghilangan plak. Hal ini menunjukkan bahwa otak secara alami berupaya meningkatkan pembuangan limbah ketika plak mulai terbentuk, namun prosesnya melemah seiring bertambahnya usia.

Membalikkan Gangguan Kognitif

Dampak Sox9 sangat mencolok. Tikus yang diobati untuk meningkatkan kadar Sox9 menunjukkan pembalikan gangguan kognitif, termasuk defisit memori. Sebaliknya, tikus yang direkayasa untuk menghilangkan Sox9 menunjukkan penurunan daya ingat dan peningkatan penumpukan amiloid-beta, yang menegaskan peran perlindungan protein tersebut.

“Kami yakin model ini lebih relevan dengan apa yang kami lihat pada banyak pasien dengan gejala penyakit Alzheimer dibandingkan model lain yang eksperimennya dilakukan sebelum plak terbentuk,” kata ahli saraf Dong-Joo Choi. Hal ini penting karena banyak pengobatan Alzheimer diuji pada model sebelum gejala muncul, sehingga berpotensi kehilangan mekanisme utama yang berperan pada penyakit stadium lanjut.

Mengapa Ini Penting: Kompleksitas Alzheimer

Penyakit Alzheimer masih sulit diobati. Strategi yang ada saat ini berfokus pada pencegahan pembentukan plak atau perlindungan neuron, namun keberhasilannya masih terbatas. Ketidakjelasan seputar apakah plak amiloid-beta menyebabkan penyakit atau hanya sekedar gejala menambah tantangan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatkan mekanisme pembersihan alami otak—khususnya, meningkatkan fungsi astrosit—bisa menjadi bagian penting yang hilang. Seperti yang dikatakan ahli saraf Benjamin Deneen, “Sebagian besar pengobatan saat ini berfokus pada neuron atau mencoba mencegah pembentukan plak amiloid. Penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatkan kemampuan alami astrosit untuk membersihkan juga sama pentingnya.”

Temuan ini membuka jalan baru untuk pengembangan terapi, yang berpotensi melengkapi pendekatan yang sudah ada dengan menargetkan proses pembersihan intrinsik otak.