Malam ini, 20 November 2025, bulan tak terlihat. Hal ini karena ini adalah Bulan Baru, artinya sisi yang menghadap Bumi berada dalam bayangan penuh.
Memahami Siklus Bulan
Bulan melewati siklus fase yang dapat diprediksi yang berulang kira-kira setiap 29,5 hari. Fase-fase ini hanyalah perbedaan jumlah sinar matahari yang mengenai permukaan bulan saat mengorbit Bumi. Sisi bulan yang sama selalu menghadap kita, namun seberapa banyak sisi tersebut yang diterangi berubah sepanjang bulan.
Apa yang Diharapkan dalam Beberapa Minggu Mendatang
Setelah Bulan Baru, bulan secara bertahap akan semakin terang setiap malam. Berikut rincian fase-fase utama:
- Bulan Sabit Lilin: Sepotong kecil cahaya muncul di sisi kanan (di Belahan Bumi Utara).
- Kuartal Pertama: Separuh bulan diterangi di sebelah kanan.
- Waxing Gibbous: Lebih dari separuh bulan menyala, mendekati purnama.
- Bulan Purnama: Seluruh permukaan bulan terang dan terlihat sepenuhnya. Bulan purnama berikutnya akan terjadi pada tanggal 4 Desember, dan itu akan menjadi supermoon – tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Ini akan menjadi supermoon ketiga berturut-turut.
Fase Setelah Bulan Purnama
Setelah bulan mencapai fase paling penuh, bulan mulai menyusut lagi:
- Waning Gibbous: Sisi kanan mulai gelap.
- Kuartal Ketiga (Kuartal Terakhir): Separuh bulan menyala di sisi kiri.
- Bulan Sabit Pudar: Sepotong cahaya tipis tertinggal di kiri sebelum menghilang di Bulan Baru berikutnya.
Fase bulan bukan hanya sebuah tontonan yang indah – namun juga mempengaruhi pasang surut air laut, perilaku hewan, dan bahkan beberapa tradisi budaya. Memahaminya memberikan wawasan tentang ritme alami planet kita.
Bulan akan kembali terlihat dalam beberapa hari, melanjutkan siklus iluminasi dan bayangannya. Untuk saat ini, nikmati langit malam yang cerah dan gelap.
